Epistemologi : Kesalahan dalam pemahaman ilmu

 Analisis Thesis : “Kesadaran Dan Partisipasi Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Sejarah Menurut Kurikulum 1994 (Studi Kasus Di SMU Kristen 2 Kota Surakarta)”. Frans Resimanuk. PPs UNJ. 2001. xiv + 214 hlm.


Thesis ini memiliki kelebihan dalam mendeskripsikan kondisi proses belajar mengajar (PBM) sejarah. Deskripsi yang dibangun terkait antara pemahaman PBM sejarah, kesadaran, dan partisipasi siswa untuk mencapai tujuan kurikulum 1994, merupakan penjabaran yang mendetail dan akurat berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya sangat mengesankan.

Bab penyajian data dan pembahasan, membawa kepada kenyataan psikologis dan sosial siswa dalam menjalankan PBM sejarah di sekolah. Bab tersebut mampu mendeskripsikan dengan baik tentang keadaan proses belajar siswa, baik hasil observasi langsung, ataupu hasil wawancara mendalam (in-dept interviewing). Begitupula dengan kajian tentang kesadaran dan partisipasi siswa. Selain itu, validasi data kualitatif dengan metode trianggulasi, meyakinkan para pembaca bahwa kekuatan, keakuratan, dan ketepatan dapat diunggulkan.

Diluar kelebihan tersebut, terdapat juga kelemahan. Thesis ini tidak mencantumkan fokus penelitian sehingga yang menjadi pusat atau pokok penelitian kurang ditangkap dengan jelas. Selain itu, perumusan masalah, teori, dan pembahasan cenderung melebar, luas, dan tidak konsisten.

Dilihat dari perumusan masalah, penulis sepertinya tidak dapat menjabarkan dengan baik, apa yang dimaksud dengan “perkembangan PBM sejarah”. Redaksi pada perumusan permasalahan adalah : “Bagaimana perkembangan pelaksanaan PBM Sejarah di sekolah menurut kurikulum 1994?”, dimana nantinya pada bagian penyajian data, serta pembahasan, menggunakan kata yang dianggapnya sama, yaitu “pengembangan PBM sejarah”. Ini adalah bentuk kerancuan. Kesalahan epistemologis ini terjadi karena kacaunya pengertian antara sejarah dan ilmu sosial.

Haruslah dipahami bahwa kata “perkembangan” menunjuk pada dimensi diakronis (memanjang dalam waktu, seperti sejarah), sedangkan kata “pengembangan” menunjuk pada dimensi singkronis (meluas dalam ruang, seperti ilmu sosial, seperti sosiologi, pendidikan). Pandangan ini diperkuat dengan memperhatikan panduan wawancara dan data yang diperoleh dari responden, ternyata mengungkap sebuah perkembangan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, serta merupakan bentuk kesadaran sebuah proses perubahan. Pada tataran inilah, hasil penelitian untuk thesis ini lebih bernuansa sejarah karena membicarakan proses, dibandingkan ilmu sosial yang menekankan struktur kekinian.

Selanjutnya pada pertanyaan kedua : “Bagaimana tingkat kesadaran siswa SMU akan pentingnya sejarah dalam PBM Sejarah, berkaitan dengan tujuan kurikulum 1994?”. Sehubungan dengan tingkat kesadaran, itu dapat berarti adanya jenjang yang dapat terukur secara kuantitatif, namun kajiannya berbentuk kualitatif. Data yang diperoleh menyangkut hal tersebut, berisikan pendapat siswa yang tidak tersusun selayaknya pertanyaan dengan pertanyaan pilihan atau bertingkat. Contoh jawabannya adalah adanya rasa bosan, sejarah dianggap mudah, jenuh, menurunnya semangat, tidak teratur, dan tidak ada peningkatan kesadaran. Apakah ini wujud dari tingkat kesadaran?.

Berdasarkan kedua perumusan masalah tersebut, dijawab dalam pembahasan, dengan diakhiri tentang sebuah peningkatan atau penurunan. Padahal, lagi-lagi, thesis ini bukan studi tentang perkembangan/sejarah belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu, seperti dulu sampai sekarang, akan tetapi mengkaji interaksi dalam waktu tertentu, yakni sekarang.

Kelemaham semakin berlanjut kepada teori yang kurang fokus pada penjabaran panjang lebar tentang konsep Sejarah. Hal ini kurang tepat mengingat, bahwa yang dikaji adalah PBM Sejarah yang bernuansa pembelajaran sejarah, dan bukanlah pemahaman sejarah murni (non-kependidikan). Setelah pembahasan konsep sejarah, ternyata konsep PBM sejarah juga dipaparkan sedemikian rupa. Dan, saya kira ini tidak perlu terjadi, kalau penulis thesis dapat memahami epistemologi antara Ilmu Sejarah dengan Ilmu Sosial, dimana kajian kependidikan termasuk didalamnya. Demikian, agar menjadi pengalaman bagi kita semua.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama