#22 – Dolly dan Masjid Istiqlal


Oleh

Sucipto Ardi


Kloning mamalia pertama di dunia yang diumumkan ke publik tanggal 22 Februari 1997, bisa jadi sudah banyak yang melupakannya atau bahkan ada yang baru mengetahuinya. Manusia dengan kemampuan ilmunya, menciptakan domba tanpa ada proses kawin. Hasilnya menjadi kembar identic. Domba betina yang legendaris ini diberi nama Dolly.

Apa yang disebut sebagai keberhasilan dari karya Tim Roslin Institute, Skotlandia, dengan segera menghasilkan berbagai respon. Bagi mereka yang setuju dengan kloning domba, mempercayai bahwa ini adalah terobosan untuk menghasilkan ternak unggul di masa depan. Untuk mereka yang menolak, kloning akan menjadi berbahaya, selain melawan arus norma agama juga amat berpotensi digunakan untuk aksi kejahatan.

Dengan dua berisan kaum yang berbeda pendapat, Dolly terus menjalani kehidupannya sebagai domba yang terbilang amat spesial. Setiap hari selalu dipantau, baik dengan mesin maupun tim dokter. Dolly kemudian dikawinkan seekor domba jantan Gunung Welsh dan memiliki 6 keturunan. 

Ditahun keempat, Dolly mengalami sakit. Tahun 2003, Dolly ditidurkan selamanya dengan metode suntik mati. Pilihan ini dilakukan oleh Tim oleh karena tidak ingin melihat lebih jauh Dolly dalam penderitaan karena sakit paru-paru progresif dan artritis parah.

Hingga kini, sejarah menorehkan bahwa dibidang kedokteran kloning Dolly dianggap sebagi monument kemerdekaan ilmu pengetahuan. Kemerdekaan ini juga berlaku bukan hanya soal kloning hewan, seperti domba Dolly, namun juga bagi manusia, termasuk Indonesia. Sebagai negara berpenduduk paling banyak menganut agama Islam, sekaligus sebagai symbol rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajah, maka Presiden Soekarno memprakarsai pembagunan masjid Istiqlal. 

Masjid megah berkapasitas hingga mencapai 200.000 jemaah ini berdiri di atas tanah bekas benteng Citadel Belanda seluas 9,5 hektar. Masjid ini dikenal sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. 

Peletakan batu pertama di lakukan Presiden Soekarno di tahun 1961. Oleh karena gejolak politik di Indonesia, maka baru tanggal 22 Februari 1978 diresmikan penggunaannya sebagai masjid milik negara oleh Presiden Suharto. Masjid yang artinya “merdeka” ini diarsiteki oleh Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan keturunan seorang ayah pendeta. Frederich ditunjuk setelah melewati seleksi yang jurinya diketuai sendiri oleh Presiden soekarno.

Kini, ketika isu-isu intoleransi melanda Indonesia sejak beberapa tahun belakangan, sebenarnya masjid Istiqlal telah menjawabnya. Masjid milik negara dipusat ibu kota ini bukan dengan posisi terdensiri, akan tetapi tepat didepanny aadalah gereja katedral yang juga megah. Selama dahulu tidak pernah ada huru-hara di daerah tersebut. Semua sling menghargai, bahkan diantara Jemaah dan jemaat seringkali berbagi parker ketika jumlah pengunjung membludak. Simbol di tengah kota dan negara ini begitu indahnya.

Begitulah adanya.



Sumber

https://tirto.id/hari-istiqlal-22-februari-sejarah-masjid-terbesar-di-asia-tenggara-gaon

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/22/14272121/sejarah-hari-ini-22-februari-1978-istiqlal-berdiri-setelah-23-tahun?page=all#:~:text=JAKARTA%2C%20KOMPAS.com%20%2D%20Tepat,setelah%20pembangunan%20selama%2023%20tahun.

https://id.wikipedia.org/wiki/Domba_Dolly#:~:text=Dolly%2C%20(5%20Juli%201996%20%E2%80%93,berhasil%20dikloning%20dari%20sel%20dewasa.&text=Kelahirannya%20diumumkan%20pada%2022%20Februari,usia%20donor%20sel%20yang%20diperolehnya.

https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu-widhayasa/5-fakta-domba-dolly-hewan-mamalia-pertama-hasil-kloning-sel-c1c2/5





2 Komentar

  1. Saya sangat setuju, bahwa isu intoleransi tersebut sebetulnya telah terjawab dengan hadirnya masjid istiqlal yang berhadapan dengan gereja Katedral di Jakarta. Artikel ini sangat menambah pengetahuan baru! Terima kasih banyak pak.

    BalasHapus
  2. Materi hari ini sangat menarik dan juga kreatif, yang dimana berisi tentang domba betina yang legendaris yang diberi nama Dolly. Dan juga tentang masjid megah berkapasitas hingga mencapai 200.000 jemaah ini berdiri di atas tanah bekas benteng Citadel Belanda seluas 9,5 hektar. Masjid ini dikenal sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara dan yang kita kenal juga dengan Masjid Istiqlal.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama