Sakit Typhus/Tipes Bikin Lemes




Saya Sakit !

Harus diakui belakangan pola makan amburadul, pikiran ini itu selalu menggelayut hiasi hidup masa pandemik ini. Membangun channel youtube dari bawah memang melelahkan, namun mengasyikkan juga menambah proses pematangan sakit itu. 

Selasa 7 September, badan ini akhirnya menyerah. Panas tinggi yang tak kunjung turun nyaris 24 jam, membuat istri terlihat panik. "Bukan Kovid ini, tenang saja, saya hanya butuh istirahat", ujarku untuk tenangkan istri. Badan lemas, dan hanya terbaring ditempat tidur. Badan yang selama ini kuat menanjak hingga ke puncak gunung diatas 3000 mdpl, terkulai tanpa tenaga. Tepar....

Kondisi lemas semakin menjadi-jadi, namun saya tidak mau menyerah. Untuk menyemangati, kanal youtube saya, dan RJL 5 dijadikan hiburan untuk temani kesehariannya. Terhibur sudah tentu, namun penambahan gejala lainnya bermunculan. Diare dan muntah-muntah mulai menyerangku di hari kedua sakit. 

Untuk kedua yang saya sebutkan inilah, saya memutuskan untuk menyerah. Ajakan istri ke dokter dari mulai malam selasa harus saya jalani. Muntah yang tak terkontrol adalah yang yang mengharuskan diri ini segera ke dokter. Gila !, lemesnya parah !. Bangun, makan, ke belakang tak lepas dari pegangan sang istri. Badan serasa tanpa tulang, pandangan melayang-layang dan rada gelap.

Kamis pagi sampailah di klinik setelah sebelumnya diantar kakak lelakiku yang kebetulan sedang menginap. Saya pikir, sakit ini adalah muntaber. Setelah ditanya ini dan itu oleh dokter, akhirnya komentar dokter itu keluar. "Bapak harus bed rest, makan bubur, sayur bening, jangan makan mie instan, kopi, dan santan. Minum obatnya, antibiotik harus dihabiskan ya, nanti juga sembuh". Dokter itu melanjutkan, "jika sampai hari Minggu tidak ada perubahan, silahkan cek darah. Bapak akan dirawat ya". "Dok, jadi saya sakit apa?", tanyaku. "Ini tipes Pak, udah minum aja obatnya nanti sembuh kok", dokter itu coba yakinkan dan tenangkanku. "Saya kira muntaber Dok!.", kilahku. "Gejalanya memang ada muntah dan diare, tapi ini jelas Tipes", respon dokter. 

Lalu, dokter itu mengakhiri pembicaraan dengan mengulang untuk membangun psikologisku yang rada skeptis. "udah, minum obat, bed rest, makan teratur ya, nanti sembuh Tipesnya". Sambil menunggu ojek, saya obrol-obrol kecil dengan istri. Katanya, "nanti Pah kalau dah sembuh, kita makan nasi kebuli Condet, dan satu Pak Dadi". Mmmmm, jajan-jajan inilah yang menjadi salah satu penyebabnya sakitku...hehehehehe....

Apa Penyebabnya Sakit itu ? 

Typhus atau bahasa keseharian lazim dilafazkan Tipes, di bidang kedokteran memiliki versi tersendiri. Apapun itu, di diri saya pasti ada yang tidak seharusnya berlangsung. Tubuh ini laksana air yang mengalir disungai. Jika saja ada hujan deras, maka riak akan kencang dan tak ayal ada saja kayu atau kotoran yang terbawa. Keruh bisa mungkin terjadi. Ketenangan air yang mengaliri sungai sebagai cermin kesehatan, air mengalir konstan. Tubuh ini juga butuh kestabilan, jika ada guncangan maka dibutuhkan adaptasi secepat-cepatnya agar ritme tubuh tidak berubah drastis.

Demikianlah pola tubuh. Namun, yang namanya orang hidup ada saja pikiran yang mengganggu, lapar mata yang menggelora, makanan buatan orang lain yang belum tentu bersih, dan kondisi tubuh ketika menghadapi paparan kondisi di luar rumah. Obsesi membangun channel youtube begitu menguras tenaga dan pikiran...buku...blog...lingkungan...P3K..BDR..PKM...PTM...lomba-lomba dan masih banyak lagi....Serakah !! dan Allah menghentikannya.....

Istirahatlah Pak Cip, nikmatilah hidupmu....kamu berhak mendapatkannya......

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama