Cerita Usaha Meraih Juara di Agustus 2021


Sejak Juli lalu, saya benar-benar sibuk untuk membangkitkan channel youtube yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sangat menyita waktu karena saya amatiran/pemula di dunia ini. Alhamdulillah hasilnya mengalami peningkatan yang tajam hingga kini.

Tidak selesai sampai disini, lomba-lomba untuk anak sulungku, kembali menyita waktu. Hingga petengahan bulan Agustus ini sudah ada 4 lomba diikuti. Akhir Juli dan awal Agustus ikuti lomba mewarnai dari perusahaan susu dan sarapan berstandar internasional. Hasil tidak menang dan yang amat disayangkan adalah panitia tak mampu menjawab pertanyaan: "bagaimana mungkin yang menang adalah mereka yang mengirim karyanya melebihi dari batas waktu yang ditentukan panitia ?". Kisah lomba ditutup dengan kalimat: "perusahaan internasional bikin acara abal-abal". 

Lomba kedua adalah lomba tingkat nasional, dimana video yang dikirim maksimal 60 detik. Pengumuman pemenang belum dirilis, namun biasanya jika tingkat nasional, peserta DKI jarang yang menang. Terlebih, sebenarnya yang menang pada gelaran event ini mudah (sudah) ditebak: "yang menang adalah editor video...wkwkwkwkwk". Hal ini saya yakini, karena waktu/durasi konten video  yang terbatas namun "dituntut" hasilnya produk video yang baik juga menarik. Setelah saya perhatikan isi/kandungan "ocehan" peserta, rata-rata tak berbobot (standar-lah), kecuali kecanggihan tayangan videonya.

Lomba ketiga, si sulung ikuti 2 mata lomba dari sebuah lembaga penyelanggara bernafaskan Islam. Pertama coba ikuti hafalan surah pendek, namun lihat peserta lain yang, terlihat bestandar hafiz qur'an, maka mimpi masuk 3 besar hanya sebuah mimpi belaka. Lomba berikutnya, yang keempat, adalah puisi. Pada bagian ini, saya merasa sedih sekali, berjarap si sulung menghasilkan penampilan terbaik, namun musnah. Bertubi-tubinya atau berurutan waktu lomba yang berdekatan, hasilkan persapan puisi terkesan tergopoh-gopoh. Lomba ini, saya jadikan harapan oleh karena si sulung sudah pernah dapat 2 kali piala di peringkat 2 kedua-duanya. Ini juga modal, sehingga kepercayaan diri tinggi sekaligus berharap, terlebih melihat peserta lain ada saja "kasus" yang menggugurkan mereka berdasarkan kritria panitia yang dirilis dan waktu pengiriman karaya ditutup siang tadi. Tindak ada yang berubah dari panitia, peraturan tetap sama.

Kedua lomba terakhir tersebut, memang belum diumumkan, namun dengkul sudah terasa lemas. Apa yang terjadi, sesungguhnya adalah pelajaran bagi saya selaku orang tua. Langkah yang tepat, ya harus tegar, matangkan persiapan, dan manajemen waktu. Tetap semangat, Cip !!.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama