10 Hari Pertama di Tahun Baru: Tidak ada Judul, hanya Curhat

 

#kamismenulis

Rasanya terasa cepat, ternyata sudah 10 hari saja awal tahun berlalu. Waktu memang seperti kereta cepat yang melaju tanpa peduli kiri kanannya. Maju terus!

Apa yang terjadi di 10 hari ini ?

Kata maaf sudah terlintas deras di tahun kemarin, khususnya kepada admin dan seluruh penghuni grup WA Lagerunal. Ya, saya adalah salah satu aktor yang menyumbangkan semangat aktif menulis di Lagerunal menjadi kendor. Alasan penyebab diantaranya ialah karena diri saya yang lagi belajar ke dunia yang lainnya.

Oleh karena itu, diawal tahun ini, harap kepada sobat Lage dibukakan pintu maaf atas apa yang terjadi di 2023 lalu. Tahun ini ditekadkan untuk memperbaiki performa menulis dan keaktifan kembali di grup Lagerunal.

Di awal tahun 2024 ini, saya sedang senang mengikuti grup dan tulisan di melintas.id. bahkan sempat bincang-bincang dengan beberapa admin-nya. Melihat ragam tulisan yang berkembang cepat di melintas.id, tangan menjadi "gatal" untuk kembali menulis, termasuk tulisan ala Pantun Bale, sebuah tema yang saya gemari. Cepat atau lambat akan terealisasi.

Tak kalah senangnya pula ialah mengikuti hiruk pikuknya capres-capresan. Coba terus pantau semua calon presiden dan wakil presiden, tentunya pantengin debat resmi KPU. Seakan tak puas nonton siaran langsung, saya menonton ulang di kanal-kanal youtube. Lagi dan lagi, keinginan menulis begitu membara, dan tak disangka yang membuat saya kaget, ternyata ada guru yang berani menulis tentang politik. Rasanya merasa tertantang!.

PMM, sebuah platform dari pemerintah juga membuat saya merasa harus bergerak. Jadi ingin tahu seperti apa pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Semoga rasa haus saya mendapatkan pelatihan yang dibawakan guru sejarah bisa jadi kenyataan, kan selama ini kalau pelatihan masih bersifat umum. 

Terakhir, saya selalu tergoda untuk memantau setiap hari perkembangan di Gaza sejak Oktober 2023. Selain soal saudara seiman dan empati sebagai insan manusia, konflik kali ini amat berbeda dibanding perang sebelum-sebelumnya. Merekam jejak setiap hari kisah klasik konflik bangsa semits ini, paling dekat ialah menjadi bahan dasar analisa. Ya, agar saya tidak terlihat bengong dan bingung kalau ditanya istri, anak, dan peserta didik.

Demikin 





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama