Polemik ditetapkannya Suharto sebagai Pahlawan Nasional semakin massif belakangan ini. Pagi ini, sekitar pukul 05.30 WIB ketika sudah siap berangkat ke sekolah, saya membuka media sosial FB (Facebook). Kaget, ternyata media "Tempo" yang juga hadir di FB telah mengumumkan 3 jam lalu bahwa Suharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menjelang siang, ketika mantan kombatan perang Timtim itu benar-benar menyatakannya, riuh perbincangan online semakin menjadi-jadi. Ada yang kontra dan pro. Bagi mereka yang kontra,. memberikan deretan kejahatan Suharto saat menjabat sebagai presiden selama 32 tahun. Blok ini menyebut The Smiliing General ini sebagai pelaku pembunuhan, pembantaian, juga genosida. Bagi yang pro, tersajikan fakta bahwa hanya di jaman Suharto-lah sembako bisa murah. Kesempatan kerja luas dan mudah cari pekerjaan. Kondisi aman.
Saya menyimak saja dengan baik, ya sebaik apa yang saya lakukan pada upacara Peringatan Hari Pahlawan kali ini. Walaupun ada satu kesalahan, saya merasa secara keseluruh pembacaan UUD 1945 berjalan lancar, baik, bagus. Rasa percaya diri, jam terbang, dan intonasi adalah kunci. Setelah diumumkan beberapa hari sebelum pelaksanaan, saya berusaha menampilkan baik dengabn mengingat apa yang pernah dilakukan hal serupa juga melihat tayangan di media sosial Youtube.
Tahun 2018 saat masih mengajar di SMA, saat upacara HGN (Hari Guru Nasional) saya kebagian sebagai petugas Pembaca UUD 1945. Dari sini saya belajar dan untuk rasa Hari Pahlawan, saya mengingatnya pada tahuun 2023 sebagaii petugas dadakan sebagai pembaca Pesan Para Pahlawan. Alhamdulillah, semua oke.