Kenangan Berbeda Saat Mengajar Sejarah

Minggu depan, diawal Januari 2022 sudah dipastikan tidak ada lagi PTM-T (Pertemuan Tatap Muka - Terbatas) atau BDR (Belajar dari Rumah). Semua, 100% adalah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Minggu pertama diawal tahun ini belajar normal, kelas penuh dan segera kisah-kisah saat KBM muncul kembali.

Untuk yang dirasa menyenangkan, dan membuat saya takjub, tidak usah diungkapkan karena nyaris disetiap angkatan selalu hadir yang demikian itu. Namun, yang berbeda, bukan karena prestasi dan nakal, selalu jadi ingatan saya. Setelah lihat-lihat file lama, akhirnya saya memutuskan untuk berbagi.

Sekitar 6 tahun lalu, 2016, saya mengajar sejarah peminatan (Sejamin) di empat kelas 11 IPS. Ada 1 peserta didik yang "nyeleneh", setelah berproses diharapkan menghasilkan perbaikan. Nyatanya, tidak sesuai harapan. Malahan, pelajaran yang saya ampu mendapatkan "keistimewaan". Saat ujian, peserta didik tersebut menjawab soal-soal dengan "menghayal'. Entah apakah ini karena tidak belajar saat mau ujian, apakah dia sengaja, tidak terjawab dengan pasti. Cukup sulit mengorek isi hatinya, namun pastinya ini cukup mengagetkan.

Seperti apa, ayo dilihat kertas ulangan 6 tahun lalu yang saya abadikan...



Mau tertawa, silahkan. Mengkernyitkan dahi juga tidak mengapa.😊

Saya melihat adanya "masalah"...

Gajah Mada yang saya ketahui sejak jaman SD, belakangan di tingkat SMA ada peserta didik yang tidak mengetahuinya....miris...

Guru, untuk beberapa orang, dianggap yang harus bertanggung jawab dan "ditugasi" untuk menyelesaikannya....

Begitulah....padahal jaman sekarang, guru itu bukan hanya di sekolah..ada guru di rumah (ortu, keluarga, masyarakat), guru disaku (Hp), guru dipergaulan (teman sebaya), dan guru lainnya, seperti televisi.

Jika ini bersinergis, masalah "miris" tersebut akan sirna....

Pertanyaannya, "apakah mereka mau ?" 😂

5 Komentar

  1. Saya numpang tertawa saja ya Pak...
    Maaf. Hehe....

    BalasHapus
  2. Mirip kejadian saatenyanyikan lagu wajib nasional tim padus smk kamj pun tak hapal lagu sekelas garuda pancasila apa lagi yang lainnya 🤦‍♀️ dulu waktu ad kita wajib hapal satu buku lagu wajib nasional

    BalasHapus
  3. Hihi .. trnyata ada bnyak guru tergmtung kita bgmna mau bljr bersana gutu. Saat bersama guru saku hrsnya siswa bs memanfaatkannya dg mncari banyak materi. Nha.. btul jga ya.. tergntung bgmba kita mau berguru...

    BalasHapus
  4. serasa belajar mengarang...berimajinasi...

    BalasHapus
  5. Akronimnya keren. Sejamin. Langsung ingat Pak Jamin. Hehe... Istimewa ya jawabannya.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama