Kenapa Israel Ingin Berhubungan Baik dengan Indonesia ?

Pose sebelum upacara pertama kali setelah 2 tahun bersama seluruh peserta didik kelas 12 IPS


Senin, 10 Januari 2022, setelah upacara bendera saya melangkah kaki naik ke lantai 2. Di kelas 12 IPS 3 inilah gelaran presentasi tentang konflik Palestina-Israel berlangsung selam 3 jam pelajaran. Di kelas, kelompok-kelompok terlihat sedang mempersiapkan bahan tayangnya berupa Ppt (Powerpoint).

Pembelajaran diawali informasi "seperti apa bentuk proses penilaiannya ?". Saya ungkapkan bahwa semuanya dalam track: "proses, artinya setiap pertemuan ada penilaiannya". Setelah selesai bicara hingga ke teknik "bagaimana cara mudah mendapatkan nilai plus', maka kesempatan pertama diambil oleh Kelompok 1.

Foto terlihat rada gelap karena lampu dipadamkan agar slide jelas, dan mungkin juga Hp saya jadul hehehehe

Kelompok ini membahas Asal-usul Bangsa Palestina dan Israel. Paparan berlangsung apik, petanyaan dari teman sekelasnya juga begitu menggoda untuk dijawab, dan secara keseluruhan diskusi terlihat berjalan baik. Waktu 2 jam pelajaran selesai, dan 1 jam lagi tidak ada kelompok lain presentasi lantaran saya harus menjelaskan konflik "abadi" tersebut. Langkah ini saya ambil karena terlihat dari wajah mereka masih ada tanda tanya: "seperti apa sih rupa konfliknya?".

Waktu sekitar 15 menit adalah durasi waktu untuk menjelaskan posisi konflik yang lebih kental soal politik dibanding kisah agama. Saya tidak berharap ada banyak pertanyaan. Menariknya, ternyata muncul ada lebih dari 3 pertanyaan dari peserta didik, terkait erat dengan persoalan terkini. Pertanyaan yang bagus muncul menyoal tentang "kenapa pihak Indonesia bekerjasama dengan Israel padahal dilarang ?". 

Saya nyatakan bahwa, pihak Indonesia secara pemerintahan tidak bisa membuka diplomasi atau kerjasama dengan Israel lantaran tidak diamanatkan oleh konstitusi. UUD Indonesia yang menyatakan bahwa "penjajahan didunia harus dihapuskan". Israel adalah negara penjajah. 

Kenyataannya, Indonesia pernah melakukan "belajar pesawat tempur, dibeberapa sumber menyebut: membeli pesawat Israel", dan itu membuat masyarakat bertanya-tanya, termasuk peserta didik !.

Salah satu kenikmatan jadi guru adalah selalu diantara yang muda-muda dan dari generasi yang berbeda sehingga pemikiran guru terus dinamis

Saya jawab bahwa Israel adalah negara Yahudi yang kecerdasannya diatas rata-rata. Indonesia mendekat ke Israel untuk menyerap ilmunya. Jawaban ini cukup masuk akal, terlebih sebenarnya ada kebutuhan Indonesia soal kapal tempur yang akan dibeli dan hanya Israel yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Selanjutnya, selama ini terlihat jelas, Israel ingin berhubungan baik dengan Indonesia lantaran ada alasan yang kuat. Negara-negara di Timur Tengah tidak sedikit sudah bersahabat dengan Israel, namun Indonesia yang jauh tetap konsisten dengan sikapnya. Walaupun negara Timur Tengah tersebut muslim, Indonesia sudah jelas berbeda. 

Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, Israel akan terus berjuang untuk bisa "bergandengan tangan" dengan Indonesia. Saya nyatakan: "kita seperti pertahanan terakhir". Jika saja kita mau menerima Israel maka seakan-akan tidak ada ganjalan lagi di dunia Islam. Bisa jadi nanti Israel "semakin gila", karena terlihat semua negara dunia Islam adalah sahabat Israel. 

Dengan demikian, jika itu terjadi, maka Indonesia sama saja mengakui keburukan (kebrutalan) Israel di Palestina sebagai sesuatu hal yang wajar. Penjajahan Israel atas tanah Palestina tak lebih sebagai: "itu masalah dalam negeri Israel". Oleh karenanya, bisa jadi, Indonesia tidak ingin ada hubungan diplomatik dengan Israel, oleh karena alasan tersebut. Ini adalah pendapat saya. Saya ajak otak mereka (peserta didik) berdialog!.

Peserta didik millenial seperti sekarang ini, tidak layak lagi dindoktrinisasi karena mereka generasi yang terbuka dengan berbagai sumber, dan pertanyaan menarik diatas justru diungkapkan setelah membaca sumber di Internet. Keren, bukan ?. Dengan penjelasan saya diatas (yang utama/penting saja yang saya tulis), justru "bukan bermain fakta" akan tetapi bergelut dengan kerja otak dalam bentuk "analisis, sintesis, dan pengambilan keputusan". 

Semoga dengan diskusi pagi ini, dapat mengajak mereka berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, dan memahami logika berfikir seorang pemimpin yang mendahulukan kepentingan yang lebih besar. 

Bravo, peserta didik 12 IPS 3 !

15 Komentar

  1. Wah ... sarapan politik ternyata seru juga. Guru dan murid yang sama-sama seru. Begini ternyata cara belajar IPS. Terima kasih atas inspirasinya.

    BalasHapus
  2. Sayang sekali kita mau kerja sama. Bagaimana perasaan saudara kita bangsa Palestina ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. secara resmi atas nama negara, hingga sampai hari ini belum terjadi Pak.

      Hapus
  3. Kemampuan menganalisis melalui berbagai sumber yang valid luar biasa pak.. mengajak siswa membangun cara pandang yang positif..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siswa jaman sekarang, hebat luar biasa bu !

      Hapus
  4. Soalan Israel dan Palestina selalu seru untuk dibahas ya, Pak

    Pantesan guru awet muda ya, karena terus bergerak dan dinamis 😁

    BalasHapus
  5. Wah senangnya punya pak Guru yang mengajak diskusi hangat. Persoalan pelik pun jadi serasa ringan dan renyah... Padahal....hanya guru kreatif lah yang bisa mengajak siswa berpikir kritis . Selamat untuk pak Guru. Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kesukaan adalah yang menjadi pemantik utamanya...

      Hapus
  6. Pastinya diskusi yang menarik, terlinat jelas sang guru punya wawasan luas dan informasi yg valid ttg topik ini. Hebat Bapak

    BalasHapus
  7. Saya setuju, Indonesia jangan pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel, selama Palestina yang dijajah belum dimerdekakan.

    BalasHapus
  8. Keren ..menyiapkan generasi yang mmpu berpikir kritis...berwawasan luas.

    BalasHapus
  9. Membuka cakrawala tentang hubungan Indonesia dan Israel dari perspektif peserta didik. Mantap.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama